Kisah Nabi Muhammad dalam Memperjuangkan Agama Islam

Daftar Isi

Kisah Nabi Muhammad dalam Memperjuangkan Agama Islam
Abusyuja.com – Nabi Muhammad Saw. dalam memperjuangkan agama Islam tidaklah semulus membalikkan telapak tangan. Ada banyak sekali tekanan dan teror yang beliau dapatkan. Bahkan perlakuan yang kurang manusiawi sering beliau dapatkan, seperti dilempari kotoran Unta, diludahi, difitnah, dan masih banyak lagi.

Nabi Muhammad berdakwah bukanlah di bumi asri seperti tanah nusantara yang kita tempat ini. Beliau mengawali perjuangan dakwah di negeri Arab, sebuah negeri padang pasir yang terletak di Barat Daya Asia.

Arab adalah negeri padang pasir tergersang dan terluas di dunia. Letaknya sangat strategis. Diapit dengan 3 Benua, yaitu Asia, Eropa, dan Afrika. Di bagian barat negeri tersebut, terbentang jauh laut Merah yang dulu pernah terbelah oleh tongkat Nabi Musa As.

Di sebelah selatan dibatasi dengan laut Hindia, sebelah timur dibatasi dengan dataran tinggi negeri Persia, dan sebelah utara dibatasi dengan gurun Irak dan Gurun Syam (sekarang Syiria).

Baca juga: Substansi dan Strategi Dakwah Rasulullah di Mekkah

Adapun kondisi sosial masyarakat Arab pada waktu Islam belum masuk terbagi menjadi dua kubu atau kelompok:

Kelompok pertama adalah suku Hadhary, yaitu penduduk perkotaan. Mereka memiliki tempat tinggal tetap, mengerti dan paham tata cara mengelola tanah pertanian, perdagangan, dan berdiplomasi dengan negeri lain.

Kelompok kedua adalah suku Badui, atau penduduk gurun/alasan. Mereka tipikal masyarakat yang suka berpindah-pindah tempat, mereka suka mengembara, berkemah di tempat-tempat tertentu, berburu, dan menyerang musuh menggunakan pasukan unta.

Pertama Kali Menerima Wahyu

Ketika Nabi Muhammad Saw. bertahanus (berdiam diri) di Gua Hira beberapa malam, datanglah Malaikat Jibril dengan membawa wahyu berupa Al-Qur’an Surat Al-Alaq ayat 1-5.

Peristiwa itu terjadi pada malam Jumat, 17 Ramadhan tahun 13 sebelum Hijriah, atau bertepatan pada tanggal 6 Agustus 610 M. Saat itu, beliau sudah berumur 40 tahun 6 bulan 8 hari menurut tahun Qamariyah (Hijriah), dan 39 tahun 3 bulan 8 hari menurut tahun Syamsiyah (Masehi).

Dakwah Nabi Secara Sembunyi-Sembunyi

Setelah menerima wahyu pertama, beliau tidak langsung berdakwah, hingga akhirnya wahyu kedua datang yang berjarak sekitar 2 setengah tahun dari wahyu pertama. Dan mulai saat itulah beliau berdakwah secara diam-diam.

Beliau berdakwah secara sembunyi-sembunyi karena khawatir akan terkejutnya masyarakat Arab pada waktu itu terhadap suatu ajaran yang mereka belum mengerti dan belum pernah mereka dengarkan sebelumnya.

Di awal-awal dakwah, beliau mendekati keluarga dan kerabatnya sendiri. Laki-laki pertama yang memutuskan masuk Islam waktu itu adalah sahabat baiknya sendiri, Abu Bakar, sedangkan perempuan pertama yang masuk Islam adalah istrinya sendiri, Sayyidah Khadijah. Sedangkan dari kalangan anak-anak yang pertama kali masuk Islam adalah Ali bin Abi Thalib.

Singkat cerita, Abu Bakar telah berhasil mengajak teman-temannya yang lain, seperti Utsman bin Affan, Thalkhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awam, Abu Ubaidillah, Ibnu Jarrah, Arqam Ibnu Abi Arqam, dan Zaid bin Haritsah (budak Nabi yang kemudian diangkat menjadi anaknya).

Orang-orang itulah yang kemudian disebut dengan Assabiqunal Awwalun (السَّابِقُوْنَ الْأَوَّلُوْنَ).

Dakwah Nabi Secara Terang-Terangan

Setelah kurang lebih 3 tahun Nabi berdakwah secara diam-diam, Nabi pun akhirnya diperintahkan untuk berdakwah secara terang-terangan oleh Allah sebagaimana dijelaskan dalam Quran Surat Al-Hijr ayat 94.

Adapun bunyinya perintahnya adalah sebagai berikut:

"Maka Sampaikanlah (wahai Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang musyrik." (QS. Al-Hijr)

Baca juga: Keberhasilan Strategi Dakwah Rasulullah di Madinah

Setelah mendapatkan perintah tersebut, akhirnya Nabi mengumpulkan para kerabat dekatnya dari bani Mutholib di bukit Sofa kemudian di tengah-tengah mereka Nabi berkata:

"Apakah kalian akan membenarkan sesuatu yang akan aku sampaikan kepada kalian?"

Kemudian mereka menjawab:

"Iya, karena kami tidak pernah mengetahui kamu (Muhammad) berbohong."

Kemudian, Nabi pun bersabda:

اَنْقِذُوْا اَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ اِنِّى نَذِيْرلَكُمْ مِنْ عَذَابٍ شَدِيْد

"Selamatkanlah diri kalian dari api. Sesungguhnya aku adalah orang yang memberi peringatan terhadap kalian dari azab yang berat."

Mendengarkan ucapan itu, Abu Lahab yang waktu itu juga ikut berkumpul marah besar dan menghantamkan batu ke kepala Nabi sembari berkata:

"Matilah engkau wahai Muhammad, apakah untuk ini kamu mengumpulkan kita?"

Dan saat itulah Allah Swt. menurunkan Surat Al-lahab sebagai ancaman kepada Abu Lahab karena telah penampakan sebuah kekejian yang sangat luar biasa terhadap utusan Allah.

Respons Masyarakat Makkah Terhadap Dakwah Nabi Muhammad Saw.

Dakwah yang dilakukan oleh Nabi baik secara terang-terangan maupun diam-diam menjadi perhatian dan perbincangan yang sangat sensitif di kalangan masyarakat Mekkah.

Mereka menganggap bahwa apa yang diajarkan Nabi Muhammad adalah sebuah ajaran sesat karena bertentangan dengan kepercayaan yang dibawa oleh nenek moyang bangsa Arab pada waktu itu.

Masyarakat lazimnya beranggapan bahwa ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad tidaklah mempunyai dasar dan tujuan yang jelas. Oleh sebab itu, mereka tidak peduli dan menentang keras.

Banyak dari mereka yang ingin melenyapkan agama Islam dari Mekah. Mereka bahkan sangat tega dengan cara-cara kotor seperti menghina, menzalimi, dan mengancam akan membunuh Nabi dan para pengikutnya.

Akan tetapi di dalam menanggapi rintangan dan teror ini, Rasulullah tetap terus berdakwah tanpa ada rasa takut dan gentar meskipun beliau bertaruh nyawa sekalipun.

Baca juga: Strategi Dakwah Rasulullah si Madinah

Beliau tidak gentar meskipun banyak yang fitnahnya. Beliau sering dikatakan sebagai orang gila, pembohong, pembawa ajaran sesat, dan lain sebagainya.

Bahkan ada sebagian kafir Quraisy yang menggunakan cara licik seperti menghasut Abi Tholib untuk membujuk Nabi Muhammad agar bersedia menghentikan kegiatan dakwahnya.

Ada juga dengan cara halus, seperti halnya salah satu tokoh Quraisy yang mengutus Utbah Ibnu Rabiah untuk menemui Nabi Muhammad. Dia menawarkan segudang kekayaan, jabatan yang sangat tinggi, dan wanita-wanita cantik, tetapi dengan satu syarat, beliau harus menghentikan dakwahnya dan menghapus ajaran Islam dari negeri Arab.

Tetapi lucunya, setelah mendengar jawaban Nabi Muhammad lewat Surat As-Sajadah ayat 1-37, Utbah Ibnu Rabiah malah tertunduk malu dan tersentuh hatinya, dan akhirnya beliau masuk Islam.

Ada juga pemboikotan terhadap Nabi dan Umat Islam. Setelah kegagalan yang begitu larut-larut, akhirnya kaum Quraisy membuat piagam pemboikotan untuk memutuskan segala bentuk hubungan dengan Bani Hasyim.

Inti dari piagam itu adalah, orang Quraisy tidak akan pernah menikahi orang Islam, orang Quraisy tidak akan pernah berniaga dengan umat Islam, dan orang Quraisy tidak akan pernah menerima damai orang Islam.

Akibat dari pemboikotan itu, Bani Hasyim mengalami paceklik yang sangat luar biasa. Mereka mengalami kelaparan dan kemiskinan selama kurang lebih 3 tahun.

Hijrah ke Tanah Habsyi

Setelah mengalami penganiayaan dan penyiksaan yang begitu dahsyat dari kaum Quraisy, akhirnya Nabi Muhammad tidak tahan melihat umatnya dizalimi dan memutuskan untuk berhijrah atau mengungsi ke tanah Habsyi.

Dan pada saat itu yang berangkat sebanyak 11 orang laki-laki dan 4 orang wanita,  kemudian disusul oleh rombongan kedua yang mencapai kurang lebih 70 orang. Ketika sampai di tanah Habsyi mereka disambut dengan baik oleh raja Najasi, dan  mereka diizinkan untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinan mereka.

Setelah mengungsi selama 2 bulan, akhirnya mereka kembali ke Mekah lagi. Mendengar keberhasilan umat Islam bertahan dan mendapatkan perlindungan di tanah Habsyi, kaum Quraisy justru geram dan ingin memperlakukan umat Islam lebih kejam lagi.

Baca juga: Rangkuman Sejarah Dakwah Nabi Muhammad di Madinah

Singkat cerita, setelah mendapatkan perlakuan yang jauh lebih kejam dari kaum Quraisy, Nabi Muhammad menyarankan kepada umat Islam untuk Hijrah Ke Habsyi untuk kedua kalinya. Dan pada saat itu jumlahnya sudah meningkat menjadi 101 orang yang di antaranya ada 18 wanita.

Tentu kisah perjuangan Nabi tidak sesingkat ini. Masih banyak rintangan dan cobaan yang beliau hadapi dalam memperjuangkan Agama Islam. Akan tetapi, beliau selalu tegar dan sabar.

Sudah tak bisa dihitung berapa kali beliau mencoba dibunuh, dizalimi, ditipu, dan diludahi. Tetapi beliau selalu membalasnya dengan sabar dan doa. Setelah Umar bin Khattab masuk Islam, mulailah Islam berani memunculkan taringnya.

Setelah Islam dipeluk oleh tokoh-tokoh kesatria, seperti Khalid bin Walid, Muhammad al-Fatih, Salahudin al-Ayubi, Usamah bin Zaid, Abu Ubaidah bin al-Jarrah, dan Sa’ad bin Abi Waqqas, kejayaan Islam mulai tampak. Banyak peperangan yang berhasil dimenangkan.

Itulah sepenggal kisah mengenai perjuangan Nabi dalam menyebarkan ajaran Islam. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat. Wallahu A’lam