Biografi Ibnu Sina, Jenius!, Banyak Dipuji dan Dibenci
Di dunia Barat, beliau lebih dikenal dengan nama Avicenna. Beliau lahir tahun 980 Masehi di suatu daerah bernama Afsyahnah, dekan Bukhara, atau yang sekarang dikenal dengan daerah administrasi Uzbekistan.
Ibnu Sina adalah tokoh yang cukup kontroversial. Beliau banyak dipuji, tetapi banyak juga yang menghujat. Banyak ulama menganggap bahwa Ibnu Sina telah keluar dari Islam karena pemikiran-pemikirannya dalam bidang filsafat.
Meskipun demikian, tidak sedikit pujian-pujian disematkan kepada beliau atas kontribusinya yang luar biasa. Karya-karyanya hingga saat ini masih bisa kita baca dan masih kita rasakan manfaatnya.
Ibnu Sina dianugerahi kemampuan jenius untuk menyerap ilmu pengetahuan. Di usianya yang masih tergolong muda, sekitar dua puluh satu tahun, beliau disebut-sebut berhasil mengobati penyakit Sultan Dinasti Saspermaah di kota Bukhara.
Seorang penulis biografi modern menyebutkan, karya beliau lebih dari 200 judul buku. Bahkan dalam versi lain ada yang menyebutkan sampai 450 buku. Karya masyhur beliau di antaranya yaitu kitab Al-Syifa’ dan Al-Qanun fi al-Thibb. Kitab Al-Qanun fi al-Thibb ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa latin oleh Gerard dari Cremon pada abad ke-12.
Dengan kandungan dan pembahasan yang disusun secara sistematis, kitab Al-Qanun fi al-Thibb ini dijadikan sebagai buku pendidikan kedokteran di sekolah-sekolah Eropa.
Kitab tersebut terus dicetak hingga berulang-ulang. Menjadi kitab rujukan paling laris di masanya, salah satu pujian menyatakan, kitab ini sudah seperti “kitab suci” dalam dunia medis, bacaan wajib yang sayang untuk dilewatkan.
Dalam perjalanan hidupnya, Ibnu Sina menunjukkan jati dirinya sebagai seorang muslim. Ketika mendapatkan masalah dalam bidang kedokteran, beliau akan bermunajat dan meminta petunjuk kepada Allah dengan cara salat ataupun berdoa.
Meskipun cara tersebut bagi sebagian orang dinilai tidak lazim, nyatanya, beliau mengaku seringkali memperoleh pencerahan berkat munajatnya.
Di bidang Materia Medica, Ibnu Sina telah berhasil menciptakan sebuah penemuan baru yang super spektakuler. Temuan itu menyebutkan, bahwa bahan nabati dari tanaman zanthoxyllum budrunga ternyata berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit radang selaput otak (meningitis).
Padahal, Ibnu Sina tidak banyak melakukan penelitian dan uji coba secara lengkap pada kasus ini. Meski demikian, ketika tanaman ini diteliti dengan peralatan yang super canggih, terbukti bahwa pendapat atau teori yang beliau kemukakan sepenuhnya benar.
Ibnu Sina juga menjadi tokoh pertama yang mengatakan bahwa selama masih dalam kandungan, bayi mengambil makanan lewat tali pusarnya. Pernyataan ini pada akhirnya terbukti benar setelah diteliti oleh para ilmuan generasi berikutnya. Namun ungkapan beliau ini pernah dikritisi oleh Leonardo Da Vinci dalam penggambaran anatomi tubuh karya miliknya.
Demikian biografi singkat Ibnu Sina. Semoga apa yang kami paparkan dapat menambah wawasan sejarah Anda. Wallahu A’lam
Sumber:
Sumber gambar: NU Online
Dr. Madani, Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi.
Leonadrdo Da Vinci Anatomical Drawings from the Royal Library Windsor Castle, The Metropolitan Museum of Art.