Manfaat Madu dalam Islam, Bahkan untuk Penderita Diabetes!

Daftar Isi

Manfaat Madu dalam Islam, Bahkan untuk Penderita Diabetes!
Abusyuja.com – Madu dikatakan sebagai obat segala penyakit. Banyak sekali sakit yang bisa disembuhkan dengan madu. Nabi SAW bersabda, “Pergunakanlah dua macam obat penyembuhan: madu dan Al-Qur’an”.

Rasulullah pun juga gemar mengonsumsi madu, dan menjadi salah satu makanan yang disukai Nabi. Beliau mengonsumsi madu dengan cara mengulumnya langsung ke dalam mulut hingga menjadi lumer karena bercampur dengan air liur.

Menurut versi kitab klasik, banyak rahasia tentang kasiat madu berhasil disimpulkan dan dibuktikan secara ilmiah. Beberapa di antaranya seperti yang dirangkum oleh Al-Muwafaq al-Baghdadi, dan dikutip Ibnu Hajar dalam karya monumentalnya, Fath al-Bari Syarh Sahih Bukhari. Melalui kitab tersebut. Ibnu Hajar berkata, “Madu berguna untuk melancarkan peredaran darah”. Khasiat lainnya turut dikemukakan Ibn Al-Jauzi. Beliau meyakini, madu juga berguna untuk menghilangkan dahak.


Dalam hadis Bukhari dan muslim diceritakan bahwa pada suatu ketika ada seorang sahabat mengeluhkan sakit perut beserta mual-mual. Sahabat yang tidak disebutkan namanya tersebut kemudian mengutus saudaranya untuk menemui Nabi SAW sekaligus meminta saran obat. Sesampainya bertemu, Nabi kemudian berkata, “Minumilah dia dengan madu.”

Laki-laki yang diutus tersebut kemudian pulang dan menyampaikan anjuran Nabi. Tak berselang lama, dia mendatangi Nabi kembali dan berkata, “Aku telah memberi minum madu, tapi kenapa ia belum juga sembuh?”. Beberapa kali lelaki tersebut panik dan menemui Nabi, tetapi saudaranya belum juga sembuh.

Nabi hanya mengatakan sepatah kalimat, “Minumilah dia madu!”. Setelah beberapa kali (menurut salah satu riwayat hingga tiga kali), akhirnya Nabi bersabda, “Allah Mahabenar, dan perut saudaralah yang berdusta”. Lalu Nabi memberi minum kepada sahabat yang sedang sakit itu dengan madu. Tidak lama kemudian, sahabat itu pun akhirnya sembuh.

Dalam menafsirkan peristiwa ini, Ibnu Qayyim melalui kitabnya Zad Al-Ma’ad mengungkapkan, pengobatan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW tidak sama dengan para dokter pada umumnya. Tetapi, diakui atau tidak, pengobatan Nabi ini sudah bisa dipastikan kebenarannya.

Selain karena berasal dari wahyu Allah, metode ini muncul dari kecerdasan Nabi. Seperti diketahui bersama, cerdas merupakan sifat yang lazim dimiliki oleh para utusan. Sementara konsep yang dikemukakan para dokter hanyalah hipotesis. Artinya, masih bersifat praduga dan baru sebatas kesimpulan atau suatu uji coba dan masih memiliki celah kesalahan.

Khasiat madu akan lebih mampu dirasakan ketika dipadukan dengan bahan-bahan lain. Dengan cuka, misalnya. Ketika madu dipadukan dengan cuka, maka akan berguna sebagai obat penyakit kuning. Diterangkan pula, jika terkenal gigitan binatang, madu mampu mempercepat proses penyembuhan ketika dipanaskan dan diminum bersama minyak bunga mawar. Demikian pula dengan kasus gigitan anjing, madu mampu menenangkan efek negatifnya ketika diminum dengan air putih.

Madu juga dipercaya dapat mengawetkan makanan. Jika madu diteteskan dan diratakan di atas permukaan daging segar, maka daging tersebut mampu bertahan tetap segar hingga setidaknya selama tiga bulan.

Beberapa macam tumbuh-tumbuhan dan sayuran juga dipercaya dapat diawetkan dengan pengawetan alami ini. Seperti terong, limun, dan beberapa macam buah-buahan. Seperti yang telah dibuktikan oleh Imam Ibnu Hajar terhadap tanaman Al-Qur’an: sejenis tanaman khas yang buahnya mirip labu.

Manfaat lain madu adalah ketika dioleskan ke anggota tubuh. Jika ada kutu, maka kutu akan mati. Jika dioleskan pada rambut, maka rambut itu akan tampak indah dan segera tumbuh panjang. Jika dioleskan pada bulu mata, maka akan tampak hitam indah. Jika dioleskan pada gigi, maka akan tampak putih bersih dan hilanglah kotoran yang melekat, seperti karang dan plak. Lebih hebat lagi bila madu diratakan pada jenazah, maka jasadnya akan lebih awet dan tidak segera membusuk.

Saat meminum madu, kita akan menemukan rasa manis. Rasa manis yang timbul berbeda dengan gula dan pemanis lainnya. Bahkan kebanyakan mikroorganisme tidak bisa berkembang di dalam madu karena madu memiliki aktivitas air yang rendah, hanya 0.6% saja.

Fakta ilmiah inilah yang menyebabkan madu asli bisa bertahan begitu lama saat disimpan dan didiamkan. Meskipun tanpa campuran bahan pengawet tambahan ke dalamnya.

Layaknya semua pemanis bergizi lainnya, sebagian besar madu mengandung gula dan hanya mengandung sedikit jumlah vitamin dan mineral. Madu juga mengandung sejumlah kecil dari beberapa senyawa yang dianggap berfungsi sebagai antioksidan. Termasuk Chrysin, Pinobanksin, Vitamin C, katalase, dan Pinosembrin. Komposisi spesifik dari sejumlah madu tergantung pada bunga yang tersedia untuk lebah madu.


Beberapa penelitian terkini tentang madu menyimpulkan, madu mampu menjadi obat luka bagi penderita diabetes. Sebagai catatan, madu disusun dari fruktosa: 38,2%, glukosa: 31,3%, maltosa: 7,1%, sukrosa: 1,3%, air: 17,2%, gula paling tinggi: 1,5%, abu (analisis kimia): 0,2%, serta bahan-bahan lain hingga: 3,2%. Rasa manis madu berasal dari fruktosa. Artinya, apabila masuk ke dalam tubuh, akan langsung diubah menjadi energi tanpa perlu menyuntikkan lagi hormon insulin untuk mengubahnya. Sehingga secara tidak langsung madu dapat menyembuhkan penderita diabetes. Tingkat keasaman (PH) madu ternyata berkisar antara 3,2-4,5%. Dengan tingkat asam seperti ini, madu dapat mencegah tumbuhnya bakteri.

Salah satu manfaat madu yang terabadikan dalam literatur klasik dan kitab-kitab sarjana muslim masa lalu ternyata memang benar adanya. Dahulu, ulama menyatakan, madu dapat menyembuhkan luka pada tubuh. Pernyataan ini pada akhirnya dapat dijelaskan secara ilmiah. Saat madu dioleskan pada luka, maka akan menghasilkan hidrogen peroksida. Kandungan ini muncul saat madu mencair terkena cairan tubuh. Hidrogen Peroksida terbentuk dari pelepasan yang lambat oleh enzim glukosa oksida dalam madu. Sebagai hasilnya, hidrogen peroksida dilepaskan secara perlahan dan menjadi antiseptik.

Antioksidan dalam madu pernah diuji pada tikus dan mampu mengurangi kerusakan yang terjadi di usus besar. Hal ini sesuai dengan pengobatan tradisional sekaligus sebagai pembuktian hadis Nabi Muhammad SAW yang menyatakan, madu dapat menyembuhkan sakit perut.

Selain mengobati sakit perut, madu ternyata dapat mengobati sakit tenggorokan dan batuk. Media pengobatan sakit tenggorokan ini sudah berlangsung selama berabad-abad lamanya. Menariknya, hasil penelitian yang baru dilakukan beberapa waktu silam telah membuktikan,  madu memang dapat meredakan batuk.

Sumber Referensi:

Sahih Bukhari, Juz 7, halaman 123.

Ahmad bin Abdullah al-Asbihani, al-Tib al-Nabawy, juz 2, halaman 638.

Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Bari, Juz 10, halaman 140.

Umdah Al-Qary, Juz 21, halaman 232.

Ahmad bin Muhammad bin Abi Bakr al-Qastalani, al_Irsyad al-Sari li-Syarh Sahih Bukhari, Juz 8, halaman 364.

Faisal M. Sakri, madu dan Khasiatnya: Suplemen Sehat Tanpa Efek Samping, halaman 11.

Dr. Lynne Cherpulis, Healing Honey, A Natural remedy for better health and Wellness, halaman 20.

Michael I. Goran, Luc Tappy, Kim-Anne le, Dietary Sugars and Health, halaman 73.

Rizky Fadhilah & Kiki Rizkika, Laba-laba Tanpa Sengat, halaman 4.

Ir. Rosita dkk., Berkat Madu, Sehat Cantik dan Penuh Vitalitas, halaman 42.