Sejarah Perkembangan Dinasti Umayyah

Daftar Isi
https://www.abusyuja.com/2019/12/sejarah-perkembangan-dinasti-umayyah.html
Abusyuja.com_Sejarah perkembangan Islam umat Islam dapat dibagi menjadi beberapa periode, yakni periode Klasik (650-1250 M), Periode Pertengahan(1250-1800 M), Periode Modern (1800-sekarang). Pada periode klasik, ada dua masa kekuasaan, yaitu masa kekuasaan Dinasti Bani Umayyah dan Dinasti Bani Abas. Dan pada kesempatan kali ini, yang akan kita bahas adalah sejarah perkembangan Islam pada masa kejayaan Dinasti Bani Umayyah. Dan kami juga akan sertakan beberapa nama khalifah pada masa Dinasti Umayyah.

Berdirinya Dinasti Umayyah

Kita tahu bahwa asal-usul Dinasti Umayyah ini dapat kita telusuri hingga peristiwa pembunuhan Khalifah Usman bin Affan. Setelah Usman bin Affan terbunuh, Ali bin Abi Thalib diangkat menjadi Khalifah. Namun, ternyata tidak seluruh kaum muslimin mau membaiatnya, termasuk Muawiyah yang saat itu menjadi gubernur Syam. Muawiyah bersedia membaiat Ali apabila para pembunuh Khalifah Usman sudah diadili. Perlu diketahui bahwa Muawiyah merasa memiliki hak untuk menuntut keadilan atas tumpah darahnya Usman karena keduanya masih berkerabat atau sama-sama dari anggota Bani Umayyah. Namun bagi Ali, mengadili para pembunuh Usman bukanlah perkara yang mudah, karena dilakukan oleh banyak orang.

Baca juga :

Akibat penentang Muawiyah, terjadilah perang Sifin pada tahun 657 M. Ketika tentaranya terdesak, para pihak Muawiyah meminta arbitase (penyelesaian diluar jalur hukum) dengan pihak Ali. Peristiwa yang mengakhiri perang Sifin ini dikenal dengan istilah Tahkim. Tahkim dimulai dengan dilaksanakannya perundingan untuk menentukan utusan tiap-tiap pihak. Dan pada saat itu, pihak Ali mengutus Abu Musa al-Asy'ari dan pihak Muawiyah mengutus Amr bin Ash. Perundingan dilaksanakan di Daumatul Jandal, antara tahun 36-37 H /656-657 M. Pada perundingan tersebut, pihak Muawiyah yang diwakili Amr bin Ash mengkhianati hasil kesepakatan dengan menyatakan Muawiyah tetap sebagai gubernur Syiria.

Beberapa tahun setelah Tahkim, Khalifah Ali terbunuh, tepatnya pada tanggal 19 Ramadhan 40 H/660 M. Sebagai penggantinya dipilihlah anaknya, Hasan bin Ali, sebagai Khalifah. Namun berkat kecerdikan Muawiyah, jabatan Khalifah akhirnya jatuh ke tangan Muawiyah melalui jalur diplomasi. Peristiwa inilah yang kita disebut sebagai Amul Jama'ah atau dalam bahasa kita diartikan sebagai Tahun Persatuan. Amul Jama'ah ini terjadi pada tahun 41 H/661 M. yang sekaligus menambah eksistensi Dinasti Bani Umayyah. Dan pada peristiwa itu pula, para pengikut Hasan dan Husain  memutuskan untuk membaiat Muawiyah sebagai khalifah pertama.

Para khalifah Dinasti Bani Umayyah

Dinasti Bani Umayyah di Damaskus berkuasa selama hampir satu abad (661 750 M.). Selama rentang waktu tersebut, dinasti Bani Umayyah dipimpin oleh 14 Khalifah, yaitu :
  1. Muawiyah bin Abu Sufyan/Muawiyah I (memerintah 661-680 M)
  2. Yazid bin Muawiyah/Yazid I (680-683 M)
  3. Muawiyah bin Yazid/Muawiyah II (683 M)
  4. Marwan bin Hakam/Marwan I (683-685 M)
  5. Abdul Malik bin Marwan (685-705 M)
  6. Walid bin Abdul Malik/Walid I (705-715 M)
  7. Sulaiman bin Abdul Malik(715-717 M)
  8. Umar bin Abdul Aziz/Umar II (717-720 M)
  9. Yazid bin Abdul Malik/Yazid II (720-724 M)
  10. Hisyam bin Abdul Malik (724-743 M)
  11. Walid bin Yazid/Walid III (743-744 M)
  12. Yazid bin Malik/Yazid III (744 M)
  13. Ibrahim bin Walid (744 M)
  14. Marwan bin Muhammad/Marwan II (744-750 M)

Prestasi Dinasti Bani Umayyah

Tidak semua khalifah mempunyai peran besar dalam sejarah peradaban Islam. Hanya ada empat penguasa yang paling menonjol karena dianggap paling berjasa, yaitu Muawiyah I, Abdul Malik, Walid I, dan Umar I. Muawiyah dianggap menonjol karena merupakan pendiri Dinasti Umayyah. Selain itu, ia juga membuat banyak kebijakan untuk membuat pemerintahannya berjalan lancar. Muawiyah juga memperluas wilayah kekuasaannya dan menaklukkan wilayah Afrika Utara, Turkistan, dan lain sebagainya. Berikut ini beberapa kebijakan Muawiyah pada masa pemerintahannya :
  • Membentuk Diwanul Hijabah, yaitu lembaga yang bertugas memberikan pengawalan kepada Khalifah.
  • Membentuk Diwanul Khatam, yaitu dewan yang bertugas mencatat peraturan-peraturan yang dicatat oleh pemerintah.
  • Membentuk Diwanul Barid, yaitu Dinas yang menghubungkan pemerintah pusat ke pemerintahan daerah, terutama dalam hal administrasi negara.
  • Shahibul Kharaj, yaitu lembaga yang bertugas mengurus administrasi pajak disetiap provinsi.
Selain Muawiyah, ada salah satu khalifah lagi yang dianggap paling berjasa. Beliau adalah Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Beliau dilahirkan pada tahun 63 H di kota Hilwan, Mesir. Ia memerintah pada tahun 99-101 H/717-720 M. Ia adalah khalifah yang kedelapan dari Dinasti Bani Umayyah dan masyhur sebagai khalifah yang alim, santun, dan bersahaja.

Berikut usaha-usaha yang dilakukan khalifah Umar bin Abdul Aziz semasa memimpin pemerintahan :
  • Menghilangkan perbedaan sosial antara Muslim Arab dan Non Arab (Mawali).
  • Mengembalikan uang jaminan (uang pensiun) bagi anak-anak syuhada.
  • Mengurangi beban pajak bagi umat Kristen dan menghentikan penarikan Jizyah dari para mawali (non Arab).
  • Menyebarkan toleransi beragama.
Selain upaya tersebut, Khalifah Umar bin Abdul Aziz turut pula berjasa dalam pengiriman da'i ke wilayah Islam untuk membantu memperkuat pemahaman agama. Langkah lain yang ditempuh oleh Umar II adalah berdakwah ke negeri non muslim dengan jalan dalami dan lemah lembut, bukan kekerasan. 

Tetapi setelah Umar II wafat, Dinasti Bani Umayyah perlahan-lahan mengalami kemunduran, terlebih setelah kepemimpinan Hisyam. Pada tahun 743-744 M, misalnya, terjadi empat kali pergantian khalifah. Akhirnya pada tahun 750 M, Dinasti yang didirikan Muawiyah bin Abu Sufyan ini runtuh. Dan yang berhasil meruntuhkan serta menggantikannya adalah Dinasti Bani Abbas. 

Itulah tadi sejarah mengenai Sejarah Perkembangan Dinasti Umayyah. Semoga apa yang kami sampaikan menambah wawasan anda. Wallahu A'lam.