Simak Yuk! Tata Cara Wudhu dan Doanya Sesuai Sunnah

Daftar Isi

Simak Yuk! Tata Cara Wudhu dan Doanya yang Benar Sesuai Sunnah
Abusyuja.com – Tata cara wudu yang benar dari awal sampai akhir merupakan pemahaman yang wajib diketahui oleh seluruh umat muslim.

Sebab, wudhu merupakan syarat sahnya salat. Artinya, wudhu dan salat adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Salat hukumnya wajib, sedangkan wudhu sebelum salat hukumnya juga wajib.

Mengenai wudhu menjadi syarat sahnya salat dijelaskan dalam hadis Bukhari, “Allah tidak menerima salat salah seorang kalian yang berhadas sampai kalian berwudu.” (HR. Bukhari)

Tata cara wudhu sebagai bagian dari sesuci (taharah) merupakan praktik ubudiah yang wajib diperhatikan bagi umat muslim. Berikut caranya yang dikutip dari kitab fiqih Mazhab Syafii, Minhaj al-Thalibin:

A. Tata Cara Wudhu dan Doanya yang Benar Sesuai Sunah

Berikut adalah urutan tata cara wudhu dan doanya mulai dari awal sampai akhir yang benar sesuai sunnah Nabi:

1. Niat Wudhu untuk Menghilangkan Hadas.

Adapun doa/bacaan niatnya adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَصْغَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Bacaan latin: NAWAITUL WUDHUU-A LIRAF’IL HADATSIL ASH-GHARI FARDHAL LILLAHI TA’AALAA.

Artinya: "Saya niat berwudu untuk menghilangkan hadas kecil fardu karena Allah".

Perhatian, WAJIB hukumnya membarengkan niat bersamaan dengan awal membasuh wajah. Apabila tidak tersambung sampai wajah namun bersamaan dengan membasuh kesunahan wudu, maka menurut sebagian pendapat hukumnya sah.

Untuk pembahasan dan dalil lengkapnya bisa Anda baca di sini: Niat Wudu Sebelum Membasuh Wajah, Apakah Sah? 

Selain niat untuk menghilangkan hadas, kita juga boleh meniatkan untuk melakukan sesuatu yang membutuhkan kesucian dari hadas, atau meniatkan untuk menunaikan fardhunya wudhu.

Bagaimana niatnya wudunya wanita yang sedang istihadah?

Bagi yang berhadas terus-menerus seperti wanita mustahadhah, cukup niatkan untuk boleh melakukan sesuatu tanpa niat menghilangkan hadas (menurut pendapat yang Shahih).

Untuk tata cara niat wudunya wanita mustahadhah bisa Anda baca selengkapnya di sini: Niat Wudunya Wanita Mustahadhah Arab, Latin, dan Artinya

2. Membasuh Wajah

Adapun batasan membasuh wajah adalah di antara tempat tumbuhnya rambut kepala dengan ujung tulang dagu, dan di antara kedua telinga. Sedangkan dahi juga termasuk bagian wajah yang wajib dibasuh.

Dan bagian-bagian muka yang wajib dibasuh lainnya adalah bulu mata, alis, godek (rambut di tepi pipi yang berhadapan dengan telinga), jambang, kumis, anfaqah (rambut yang tumbuh di bawah bibir), dan rambut atau bulu-bulu halus yang tumbuh di kulit wajah.

Khusus untuk jenggot, kalau tipis wajib dibasuh sampai permukaan kulit, tapi kalau tebal cukup membasuh permukaan luarnya saja.

Bagaimana kalau wajahnya terhalang kosmetik? Baca hukumnya di artikel ini: Hukum Wudu yang Terhalang Kosmetik

3. Membasuh Tangan Sampai Siku

Jika ada bagian yang terpotong (buntung), maka wajib membasuh sisanya. Misal hanya memiliki tangan dari pergelangan sampai siku, maka yang wajib dibasuh adalah keseluruhan mulai dari pergelangan sampai siku.

Bagaimana kalau tangannya buntung sampai siku?

Yang wajib dibasuh cukup ujung tulang lengan atas menurut pendapat yang masyhur. Begitu juga ketika yang terpotong di atas siku, maka disunahkan membasuh tulang lengan yang tersisa.

4. Mengusap Kulit Kepala atau Rambut di Kepala

Menurut pendapat yang ashah, boleh membasuh dan meletakkan tangan tanpa harus meratakannya. Artinya, cukup di basahi dengan air.

5. Membasuh Kaki Sampai Mata kaki

Membasuh artinya mengaliri air (bukan mengusap) mulai dari mata kaki sampai ujung kaki. Apabila kakinya terpotong, maka ketentuannya disamakan seperti tangan.

6. Tertib Urutannya

Tertib artinya urutannya tidak boleh ditukar-tukar. Harus urut, mulai dari niat, membasuh wajah, tangan, rambut, dan kaki.

Bolehkah wudhu digantikan dengan mandi besar? Menurut pendapat yang ashah, jika dalam mandi tersebut ia memungkinkan melakukan tertib atau urutan wudu, misal dengan membasuh anggota-anggota wudu atau menyelam, maka sah dan boleh, jika tidak memungkinkan maka tidak sah. Dan catatan lagi, selama mandi ia tidak melakukan hal-hal yang membatalkan wudu, maka sah hukumnya. (Kanzur Raghibin, Juz 1: 98)

B. 12 Sunah-Sunah Wudhu Sesuai Sunah

Setelah mengetahui tata cara wudhu yang benar mulai awal sampai akhir sesuai sunnah, tentu kurang lengkap apabila kita tidak memahami sekalian kesunahan-kesunahannya.

Berikut adalah 12 sunah Wudhu yang dianjurkan oleh Nabi SAW:

1. Bersiwak

Bersiwak (sikat gigi) dengan benda yang kasar. Dan yang paling disunnahkan adalah menggunakan kayu Arok. (Mughni al-Muhtaj, Juz 1: 96). Namun menggunakan benda apapun boleh asalkan bersifat keras dan kasar, dan yang pasti tidak menggunakan jarinya sendiri.

2. Membaca Basmalah

Sunah hukumnya membaca Basmalah/Bismillah di awal hendak melakukan wudhu. Namun kalau ditinggalkan di awal wudhu, boleh dibaca saat di tengah-tengah wudhu. Namun tidak disunahkan dibaca setelah selesai wudhu (Kanzur Raghibin, Juz 1: 100)

3. Membasuh Telapak Tangan

Sunah hukumnya membasuh telapak tangan jika tidak yakin dengan kesuciannya.

4. Berkumur

Sunah hukumnya berkumur dan istinsyaq (memasukkan air ke hidup kemudian dikeluarkan lagi). Adapun cara yang disunahkan adalah satu cidukan untuk tiga kali kumur. Dan satu cidukan lagi untuk tiga kali istinsyaq. Disunnahkan bersungguh-sungguh saat berkumur dan istinsyaq kecuali bagi orang yang sedang puasa.

Tapi dalam Minhaj al-Thalibin, lebih utama menggabungkan berkumur dan istinsyaq bersamaan menggunakan tiga cidukan air. Pada tiap satu cidukan digunakan untuk satu kali berkumur kemudian istinsyaq.

5. Membasuh dan Mengusap masing-masing tiga kali

Apabila ia ragu dengan hitungannya, maka cukup baginya mengambil hitungan yang diyakini.

6. Membasuh Seluruh Kepala Kemudian Kedua Telinga

Membasuh seluruh kepala artinya membasuh rambut hingga mereta.

7. Menyela-nyela Jenggot Lebat dan Jari-jari Kaki dan Tangan Menggunakan Air

Adapun kriteria jenggot yang lebat adalah jenggotnya sampai menutupi permukaan warna kulit. Apabila warna kulit di bagian jenggot masih terlihat, maka wajib hukumnya ikut dibasuh sampai dasaran.

8. Berturut-turut/ Beriringan (Tidak Terpisah)

Tidak terpisah artinya wudhu dilakukan beriringan, tidak berpindah-pindah tempat.

9. Mendahulukan Anggota Bagian Kanan dan Mengakhirkan Bagian Kiri

Disunnahkan mendahulukan seluruh bagian kanan terlebih dulu, baik dalam basuhan wajib maupun sunah.

10. Memanjangkan atau Melebihkan Basuhan yang Wajib

Melebihkan basuhan misalnya membasuh tangan sampai melebihi siku, atau membasuh kaki melebihi mata kaki.

11. Tidak Meminta Pertolongan dalam membasuh dan Menuangkan Air

Saat wudhu, diusahakan tidak meminta tolong kepada orang lain kecuali memang ada uzur atau halangan yang dibenarkan, seperti cacat misalnya.

12. Membaca Doa Setelah Wudhu

Adapun bacaannya adalah sebagai berikut:

أَشْهَدُ أَنْ لآّاِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللّهُمَّ اجْعَلْنِىْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِىْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

Bacaan latin: Asyhadu allâ ilâha illallâhu wahdahû lâ syarîka lahu wa asyhadu anna muhammadan 'abduhû wa rasûluhû, allâhummaj'alnî minat tawwâbîna waj'alnii minal mutathahhirîna.

Artinya: "Aku bersaksi bahwa tidak ada Zat yang wajib disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang bersuci (shalih)."

Itulah tata cara wudhu dari awal sampai akhir sesuai sunnah lengkap doanya. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat. Wallahu A’lam