Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Biografi Abu Hasan Al Asy'ari, Dari Mu'tazilah ke Ahlusunnah Wal Jamaah

Biografi Abu Hasan Al Asy'ari lengkap_ Nama lengkapnya adalah Abu Hasan Ali bin Ismail bin Abi Bisyr Ishaq bin Salim bin Ismail bin Abdullah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah Amir Bin Abu Musa Abdullah bin Qais Al Asy'ari.
https://www.abusyuja.com/2019/09/biografi-lengkap-abu-hasan-al-asyari.html
Nama Al Asy'ari merupakan nisbat pada Asy’ar, nama seorang laki-laki dari suku Qahthan yang kemudian menjadi nama suku dan tinggal di Yaman. Dari suku Asy’ar ini, lahir seorang sahabat terkemuka dan terkenal sangat Alim, Sehingga termasuk salah satu dari ulama Fuqoha di kalangan sahabat Nabi SAW yaitu Abu Musa Abdullah bin Qais Al Asy'ari, yang dilahirkan pada 22 tahun sebelum Hijriah, dan wafat tahun 44 Hijriyah atau 665 Masehi. Baca Juga :


Penduduk Yaman memiliki kemauan yang keras untuk mengetahui dan menanyakan persoalan penting dalam pandangan agama, yaitu seputar keesaan Allah SWT yang bersifat Qodim ( tidak ada permulaannya) dan eksistensi alam yang bersifat baru atau Hadits yang merupakan materi penting dalam pembahasan ilmu tauhid.

Berdasarkan fakta tersebut, para ulama hadist seperti Al Imam Al Hafiz, Al Baihaqi dan lain-lain berpandangan, bahwa Imam Abu Hasan Al Asy'ari yang gemar mendalami ilmu akidah dan mengantarkannya menjadi pemimpin Ahlussunnah Wal Jamaah dalam bidang akidah, merupakan karakter bawaan dari leluhurnya yang memiliki cita-cita yang luhur untuk menguasai ilmu pengetahuan dan mendalami persoalan akidah yang sangat penting dengan bertanya secara langsung kepada Nabi SAW.

Sebagaimana telah dijelaskan oleh Imam Al Hafidz Al Baihaqi bahwa beliau berkata: "Pertanyaan penduduk Yaman kepada Nabi SAW tersebut, menjadi bukti bahwa kajian tentang ilmu akidah dan sifat hadits pada alam telah menjadi warisan keluarga Al Asy'ari dari leluhur mereka secara turun menurun".

Berdasarkan keterangan di atas, tidak aneh bila di kemudian hari, dari kalangan suku Al Asy'ari lahir seorang ulama yang menjadi pemimpin harus Sunnah Wal Jamaah dalam memahami dan mempertahankan akidah yang diajarkan oleh Nabi SAW dan sahabatnya, yaitu Al Imam Abu Hasan Al Asy'ari.

Dari Mu'tazilah ke Ahlussunnah Wal Jamaah

Al Imam Abu Hasan Al Asy'ari mengikuti dan menjadi tokoh aliran Mu'tazilah hingga berusia 40 Tahun. Kemudian beliau kembali ke Ahlussunnah Wal Jamaah. Setidaknya ada dua hal yang melatarbelakangi perpindahan Al Asy'ari dari Mu'tazilah ke Ahlussunnah Wal Jamaah.

1. Ketidakpuasan Al Asy'ari terhadap ideologi Mu'tazilah

Alasan yang pertama adalah karena  Al Asy'ari tidak puas dengan ideologi Mu'tazilah yang selalu mendahulukan akal tetapi tidak jarang menemukan jalan buntu dan mudah dipatahkan dengan argumentasi agar yang sama.

Ketidakpuasan Al Asy'ari tersebut dapat dilihat dengan memperhatikannya beberapa hal, antara lain riwayat yang menyatakan bahwa, sebelum Al Asy'ari keluar dari aliran Mu'tazilah, dia tidak keluar rumah selama 15 hari. lalu pada hari Jumat setelahnya, dia keluar ke masjid Desa dan naik mimbar dengan berpidato:

Sebenarnya saya telah menghilang dari kalian semua 15 hari ini. selama itu saya meneliti dari dari semua ajaran yang ada. Ternyata saya tidak menemukan jalan keluar. Dari yang satu tidak lebih kuat daripada dalil yang lain. Lalu saya memohon petunjuk kepada Allah SWT dan ternyata Allah SWT memberikan petunjuk -Nya kepadaku untuk menyakiti apa yang saya tulis dalam beberapa kitab ini. Dan mulai saat ini saya mencabut semua ajaran yang selama ini saya yakini"

Kemudian Al Asy'ari menyerahkan beberapa Kitab yang ditulis sesuai dengan Ahlusunnah Wal Jamaah kepada orang-orang di sana.

2. Mimpi bertemu Rasulullah SAW

Alasan yang kedua adalah Beliau pernah bermimpi bertemu dengan Nabi SAW. Pada suatu ketika, saat awal bulan Ramadan, Al Asy'ari tidur dan bermimpi bertemu Nabi Saw. Beliau berkata: "Wahai Ali, Tolonglah pendapat-pendapat yang diriwayatkan dari ku, karena itu yang benar” Setelah terbangun al-Asy'ari merasakan mimpi itu sangat berat dalam pikirannya. Dia terus memikirkan apa yang dialaminya dalam mimpi.

Pada pertengahan Ramadhan, dia mimpi lagi bertemu Nabi SAW, dan Beliau berkata: "Apa yang kamu lakukan dengan perintah aku dulu? Al Asy'ari menjawab :"Aku telah memberikan pengertian yang benar terhadap pendapat-pendapat yang diriwayatkan darimu” Kemudian Nabi berkata: Tolonglah pendapat-pendapat yang diriwayatkan dari ku, karena itu yang benar”.

Setelah terbangun Al Asy'ari merasa sangat terbebani dengan mimpi itu. Sehingga dia bermaksud meninggalkan ilmu kalam. Dan akan mengikuti hadits dan terus membaca Al-Qur'an.

Tapi, pada malam 27 Ramadhan, tidak seperti biasanya, rasa kantuk yang hebat menyerangnya, sehingga dia tertidur dengan rasa kesal di hatinya, karena telah meninggalkan kebiasaannya tidak tidur malam untuk beribadah kepada Allah SWT.

Dalam tidur itu, ia bermimpi bertemu Nabi SAW untuk ketiga kalinya. Nabi SAW berkata: ''Apa yang kamu lakukan dengan perintahku dulu? Ia menjawab :" Wahai Rasulullah, Aku sudah memutuskan untuk meninggalkan ilmu kalam, dan ingin konsentrasi menekuni Al-Qur'an dan hadits” Nabi SAW berkata: "Aku tidak menyuruh meninggalkan ilmu kalam, tetapi aku hanya memerintah mu untuk menolong pendapat-pendapat yang diriwayatkan dari ku, karena itu yang benar."
Lalu ia bertanya lagi lagi: "Wahai Rasulullah, bagaimana bisa aku meninggalkan mazhab yang telah aku ketahui masalah-masalah dan dalil-dalilnya sejak 30 tahun yang lalu hanya karena mimpi?" Nabi SAW berkata: "Wahai umatku, Andaikan saja aku tahu bahwa Allah Subhanahu Wata'ala akan menolongmu dengan pertolongannya, tentu aku  akan menjelaskan kepadamu semua jawaban mengenai masalah-masalah( ajaran Mu'tazilah) itu. Bersungguh-sungguhlah kamu dalam masalah ini, Allah akan menolongmu dengan pertolongannya”.

Setelah mimpi itu Al Asy'ari berubah total dan mampu memaparkan kajian-kajian dan dalil-dalil yang belum pernah dipelajari dari guru manapun. (Sumber Ibn Asakir, Tabyin Kidzb)

Itulah sejarah singkat  Abu Hasan Al Asy'ari. Semoga bermanfaat.

Diterbitkan oleh : Abu syuja