Hubungan 20 sifat wajib Allah dengan Asmaul Husna

Daftar Isi
Hubungan 20 sifat wajib Allah dengan Asmaul Husna_Bila sifat wajib 20 merupakan sifat-sifat pokok kesempurnaan Allah, Bagaimanakah hubungannya dengan Asmaul Husna? Rasionalkah sifat wajib yang hanya 20 mencakup 99 Asmaul Husna? Tidakkah 20 sifat wajib justru menafikannya?
https://www.abusyuja.com/2019/09/hubungan-20-sifat-wajib-allah-dengan-asmaul-husna.html
Bila mengetahui makna sebenarnya masing-masing Asmaul Husna ,tidak hanya terjemah sederhana, maka orang-orang akan memahami bahwa 99 Asmaul Husna mencakup dalam sifat wajib yang dirumuskan oleh Ahlussunnah Wal Jamaah. Sebagaimana dalam kitab Al Maqshad Al Asna, Imam Al Ghazali menulis pasal khusus tentang rasionalisasi kembalinya Asmaul Husna pada dzat Allah dan 7 sifat Ma'ani sesuai akidah Ahlussunnah Wal jamaah. Baca juga :


Imam Ghozali juga menjelaskan, meskipun nama Asmaul Husna sangat banyak, namun secara substantif kembali pada dzat dan 7 sifat Ma'ani , yaitu melalui 10 kategori berikut:

  1. Asmaul Husna yang kembali pada dzat , seperti Allah. Begitu pula Al Haq yang diartikan dzat  Allah yang wajib wujudnya. 
  2. Asmaul Husna yang kembali pada dzat dan menafikan ketidakpantasan, seperti Al Quddus, as-Salam dan semisalnya. Sebab Al Quddus menunjukkan dzat Allah sekaligus menafikan sifat-sifat yang tidak pantas baginya yang terbesit di hati manusia, sedangkan as-Salam menunjukkan dzat Allah sekaligus menafikan aib yang tidak pantas bagi-Nya.
  3. Asmaul Husna yang kembali pada dzat disertai penyandaran pada hal lain, seperti Al 'Ali, Al 'Azim dan semisalnya. Sebab Al 'Ali menunjukkan dzat Allah yang derajatnya di atas seluruh dzat lainnya, sedangkan Al 'Azim menunjukkan dzat dari sisi melampaui batas pengetahuan manusia.
  4. Asmaul Husna yang kembali pada dzat , disertai menafikan ketidakpantasan dan penyandaran pada hal lain, seperti Al Mulk dan Al Aziz. Sebab Al Mulk menunjukkan dzat Allah yang tidak membutuhkan apapun dan segala sesuatu selainnya pasti membutuhkan-Nya, sedangkan Al Aziz menunjukkan makna dzat Allah yang tidak ada bandingannya.
  5. Asmaul Husna yang kembali pada Salah satu sifat Ma'ani seperti Al 'Alim, Al Qadir dan semisalnya. Sebab nama Al 'Alim menunjukkan sifat ‘ilm,Sedangkan nama Al Qadir menunjukkan sifat qudrah.
  6. Asmaul Husna yang kembali pada sifat ’ilm disertai dengan penyandaran hal lain, seperti Al-khabir, Al Hakim dan semisalnya. Sebab Al Khabir menunjukkan sifat ‘ilm dengan disandarkan pada hal-hal yang samar, sedangkan Al Hakim menunjukkan sifat ‘ilm yang disandarkan dengan hal-hal yang mulia.
  7. Asmaul Husna yang kembali pada sifat qudrah disertai penyandaran pada hal lain, seperti Al Qahhar, Al Qowi dan semisalnya. Sebab menunjukkan sifat penguasaannya pada hal yang dikuasai, sedangkan Al Qowi menunjukkan makna sifat qudrah disertai kesempurnaannya.
  8. Asmaul Husna yang kembali pada sifat iradah disertai penyandaran pada suatu perbuatan, seperti Ar Rahman, Ar Rahim, Ar Rouf dan semisalnya. Sebab  Ar Rahman sebagai kata dasar Ar Rahman dan Ar Rahim kembali pada sifat iradah dengan disandarkan pada perbuatan memenuhi kebutuhan makhluk yang lemah, sedangkan Ar Rouf  berarti Rahmat yang sangat maksimal.
  9. Asmaul Husna yang kembali pada sifat-sifat Al Fi’l (perbuatan Allah), seperti Al Khaliq dan Al Wahhab. Sebab Al Khaliq menunjukkan perbuatan Allah dalam menciptakan makhluk, sedangkan Ar Razzaq yang menunjukkan perbuatan Allah dalam menciptakan rezeki, menciptakan orang yang diberi rezeki, menyampaikan rezeki kepada manusia, serta menciptakan berbagai sebab sehingga makhluk mampu menikmati rezekinya.
  10. Asmaul Husna yang kembali pada sifat-sifat Al Fi’l ( perbuatan Allah) disertai hal lain, seperti Al Majid dan Al  Karim. Sebab Al Majid menunjukkan perbuatan Allah dalam memuliakan makhluk yang sangat luas disertai kemuliaan dzat-Nya, sedangkan Al Karim menunjukkan perbuatan Allah yang bila Berjanji pasti dipenuhi, bila memberi pasti melebihi harapan, dan tidak memedulikan seberapa banyak pemberian-Nya dan kepada siapa yang Ia beri.

Menurut Al Hafizh Ibnu Hajar, Asmaul Husna sebenarnya bisa diklasifikasikan dalam 4 kategori:
  1. Yang menunjukkan dzat Allah saja yaitu Allah itu sendiri.
  2. Yang menunjukkan sifat yang tetap bagi Allah seperti Al 'Alim, Al Khabir, As Sami' dan  Al Basir.
  3. Yang menunjukkan penyandaran pada sesuatu seperti Al Khaliq dan Ar Rozak.
  4. Yang menafikan ketidakpantasan seperti Al 'Ali dan Al Quddus.
Adapun asumsi bahwa 20 sifat wajib menafikan Asmaul Husna adalah anggapan yang tidak tepat, Sebab tidak ditemukan sama sekali data yang valid maupun argumentasi yang kuat yang menunjukkannya. Bahkan Imam Sanusi selaku perumusnya justru menulis Kitab khusus untuk menjelaskan makna-makna Asmaul Husna yang berjudul Syarah Al Asma' Al Husna.

Itulah pembahasan mengenai Hubungan 20 sifat wajib Allah dengan Asmaul Husna. Semoga bermanfaat.