10 Adab Cara Minum yang Dicontohkan Rasulullah SAW
Tidak Minum Sambil Berdiri
Air adalah anugerah. Nabi SAW mengajarkan tata cara minum yang benar kepada para sahabatnya. Beliau melarang kita minum sambil berdiri. Dalam sebuah riwayat, jika ada sahabat yang minum sambil berdiri, beliau langsung memerintahkannya untuk memuntahkan kembali minumannya.
“Jika seseorang yang minum berdiri tahu atas apa yang ada di dalam perutnya, niscaya ia akan berusaha memuntahkannya.”
Hal ini bukan berarti menunjukkan bahwa beliau tidak pernah minum sambil berdiri sama sekali. Nabi SAW pernah minum sambil berdiri, tetapi tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa minum sambil berdiri tidaklah “haram”.
Artinya, tidak boleh dilakukan bukan berarti tidak boleh dilakukan sama sekali. Nabi “hanya” menganjurkan, bukan mewajibkan. Dalam kondisi tertentu misalnya, perilaku tersebut ditoleransi.
Menurut Ibnu al-Jauzi, terlalu sering minum sambil berdiri akan sangat berbahaya bagi kesehatan. Di antara dampaknya adalah lambung tidak siap menerima air yang langsung masuk ke dalam tubuh, karena air yang masuk akan langsung terjun bebas menghantam lambung, tanpa bisa mengalir pelan-pelan melewati kerongkongan.
Ibarat batu yang begitu keras, jika tersebut menerus ditetesi air, lambat laun akan berlubang. Lalu, bagaimana dengan alat pencernaan manusia yang amat rentan? Air yang diminum sambil berdiri, menurut versi Ibnu al-Jauzi, tidak akan mampu tersuplai ke seluruh tubuh dengan sempurna.
Ada penelitian yang membuktikan fakta tersebut. Di dalam tubuh manusia terdapat sfringer. Semacam alat penyaring atau filter berupa sekumpulan serabut otot dan berbentuk seperti cincin.
Alat ini bertugas untuk membuka dan menutup jalur alamiah pada tubuh. Sehingga akan banyak hal negatif jika ditimbulkan saat minum sambil berdiri, jika dilakukan terus menerus dalam jangka panjang.
Dalam sebuah penelitian yang sejalan dengan pendapat Ibnu al-Jauzi berabad-abad lalu, rusaknya sistem pencernaan bisa diakibatkan karena konsistensi cipratan air secara langsung melalui dinding perut. Gejala yang terasa kadang berupa nyeri pada lambung, mual, dan perut kembung.
Kenaikan asam lambung juga bisa terjadi akibat terus menerus minum sambil berdiri. Hal ini disebabkan akibat tekanan air yang ditimbulkan. Pada akhirnya, saluran menuju ke lambung bisa terganggu dan berpotensi mengakibatkan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), yakni sejenis penyakit nyeri pada dada.
Dampak seperti ini muncul karena asam lambung dengan derajat keasaman yang tinggi naik menuju kerongkongan. Proses penyaringan yang seharusnya dilakukan di ginjal akhirnya tidak optimal karena air bisa dengan cepat sampai ke kandung kemih tanpa melewati proses penyaringan secara sempurna. Jika hal ini dibiarkan, maka sangat memungkinkan akan ada penumpukan kotoran.
Memberi Jeda Ketika Minum
Etika lain yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah ketika minum beliau selalu memberi jeda. Setiap tiga tegukan air, Nabi SAW bernafas sejenak. Tidak langsung menelan air dalam gelas sampai habis.
Ketika di tanya mengapa harus demikian? Beliau memberikan alasan karena demikian itu lebih menyegarkan, menghilangkan dahaga, dan menyehatkan tubuh.
Ketiak Minum, Beliau Tidak Bernafas
Ketika minum, Nabi SAW juga tidak pernah bernafas. Nafas yang seharusnya keluar dari hidung ditahan agar jangan sampai mengenai minumannya.
Beliau mewanti-wanti kepada para sahabatnya dengan menurutkan ajaran berikut,
“Janganlah salah satu dari kalian bernafas di dalam wadah ketika minum, tetapi jika kalian ingin bernafas, jauhkanlah wadah itu dari mulut kemudian bernafaslah.” (Syarah Sahih Bukhari, juz 6: 80)
Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda,
“Rasulullah SAW melarang untuk minum dari retakan wadah dan meniup minuman.” (HR. Abu Dawud)
Dalam penelitian, ketika seseorang meneguk terlalu banyak air dalam banyak waktu singkat tanpa diberi jeda, seperti yang dicontohkan oleh Nabi SAW dengan bernafas setiap tiga kali tegukan, maka bisa mengalami pusing atau sakit kepala.
Hal itu diakibatkan karena ketidakseimbangannya kadar elektrolit dalam darah. Minum secara perlahan dapat membantu seseorang menyerap cairan dan mendapatkan manfaat yang jauh lebih banyak.
Tidak Meniup Minuman
Menurut sebuah penelitian pula, kandungan air dalam gelas yang kita minum (H2O) jika sampai bercampur dengan hembusan nafas (karbon dioksida atau CO2), akan menghasilkan senyawa berbahaya yang disebut H2CO3, atau asam karbonat.
Asam tersebut sama dengan cairan cuka dan menyebabkan minuman tersebut mengandung acidic (asam). Artinya, minuman yang telah terkontaminasi dengan nafas sendiri sama saja dengan meminum racun. (semua sumber disertakan di bawah)
Air merupakan sumber utama kehidupan. Manusia sangat membutuhkan air sebagai sarana dan penunjang kehidupan. Dari pada makanan, sejatinya manusia lebih membutuhkan air untuk menopang kehidupannya.
Menurut penelitian, manusia bisa bertahan hingga beberapa minggu tanpa makanan dengan catatan ia harus mengonsumsi air. Sebaliknya, tanpa asupan air sama sekali, manusia hanya bisa bertahap hidup selama lima hari saja.
Dalam kondisi kelaparan tingkat akut, seseorang bisa saja mengalami halusinasi dan kejang-kejang. Bahkan beberapa organ mulai tidak berjalan normal. Tetapi tetap saja, orang tersebut masih bisa tetap hidup.
Lain halnya dalam kondisi panas. Seseorang yang tidak minum setetes air pun akan hanya membutuhkan beberapa jam saja untuk mengalami dehidrasi parah. Bahkan memungkinkan nyawanya tidak akan tertolong.
Manusia mutlak membutuhkan air. Karena setiap hari sekitar setengah liter cairan tubuh lepas melalui urine, keringat, bahkan nafas. Menurut Steve Meyerowitz, 60% tubuh manusia terdiri dari air. Di antaranya otak terdiri dari 75% air, otot terdiri dari 75% air, jantung terdiri dari 75% air, paru-paru terdiri dari 86% air, ginjal terdiri dari 83% air, mata terdiri dari 95% air, darah terdiri dari 13% air, bahkan tulang keras pun terdiri dari 22% air.
Islam adalah agama yang begitu akrab dengan masalah air. Banyak sekali ritual ibadah yang memiliki hubungan erat dengan air. Misalnya, sebelum salat diwajibkan wudu menggunakan air, menghilangkan hadas, menghilangkan najis, bahkan ketika seseorang meninggal, ia wajib disucikan menggunakan air.
Selain beberapa ketentuan di atas, ada beberapa adab minum yang juga diajarkan oleh Rasulullah, di antaranya yaitu niat, membaca basmalah, meminum minuman yang halal, memegang minuman dengan tangan kanan, tidak minum sambil berdiri, dan mengucapkan hamdalah ketika selesai minum.
Itulah beberapa etika minum yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat. Wallahu A’lam
Sumber Referensi:
Scott Freeman, Biological Science-Fifth edition, halaman 861.
Dr. Kusumadewi Sutanto, M. Pd, dan dr MMV Lianywati Batihalim, M. S., Sp., Ok., M. Biomed, SPA: Pengetahuan, Aplikasi, dan Manfaatnya, halaman 141.
Faid al-Qadir, Juz 5, halaman 145 dan 334.
Ibnu Hajar, Fathul Barri, Juz 3, Halaman 493.
At-Thib al-Nabawy, halaman 170.
Li Partic dan Indiscript Creative, Perisai Segala Penyakit, halaman 50.
M. Abdul Ghofur, Fikih Wanita, halaman 630.
Syarah Sahih Bukhari , Juz 6, halaman 80.
Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, Juz 3, halaman 337.
Indra Kusuma, SKI., S.Psi., Diet Ala Rasulullah, halaman 83.