Inilah Isi Surat Delegasi NU kepada Raja Ibn Saud

Daftar Isi
https://www.abusyuja.com/2020/04/inilah-isi-surat-delegasi-nu-kepada-raja-ibn-saud.html
Abusyuja.com_Seperti yang telah kami bahas sebelumnya, khususnya pada artikel sejarah singkat berdirinya NU, KH. Abdul Wahab Hasbullah atau yang akrab kita sapa Mbah Hasbullah ini meminta restu KH. Hasyim Asy'ari untuk membuat komite Hijaz.

Baca juga:
Komite ini kemudian menghasilkan dua tujuan, yang pertama adalah mendelegasikan perwakilan ke Muktamar Islam Dunia di Mekkah, dan yang kedua adalah membuat sebuah organisasi atau Jami'iyyah sebagai wadah Ahlussunnah Wal Jamaah, atau yang kita kenal dengan nama Nahdlatul Ulama.

Dan berikut ini isi surat yang dikirim oleh delegasi NU ke Raja Ibn Saud :

Segala puji bagi Allah yang Maha Manunggal. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw dan kepada keluarga, sahabat dan pengikutnya.

Ke hadapan mulia Raja Hijaz dan  Najed serta daerah kekuasaannya, semoga Allah memberikan pertolongan kepadanya di dalam mengurus segala yang menjadi kemaslahatan umat Islam.

Assalaamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Waba'du. Kami dua orang sebagai delegasi "Jami'iyyah Nahdlatul Ulama" di Surabaya, Jawa, merasa memperoleh kehormatan yang besar diperkenankan menghadap yang mulia guna menyampaikan beberapa harapan dan permohonan NU ke hadapan yang mulia beberapa hal sebagai berikut:
  • Memohon diberlakukannya kemerdekaan (kebebasan) di negeri Hijaz pada salah satu mazhab empat yakni Hanafi Maliki Syafi'i dan Hambali.
  • Atas dasar kemerdekaan tersebut, hendaknya dilakukan giliran antar imam-imam salat Jumat di Masjidil Haram. Dan hendaknya tidak dilarang pula maksudnya kitab-kitab yang berdasarkan mazhab tersebut baik di bidang tasawuf, akidah, maupun fiqih ke dalam negeri Hijaz seperti karangan Imam Ghozali, Imam Sanusi, dan lain-lainnya yang sudah terkena kebenarannya. Hal tersebut tidak lain semata-mata untuk memperkuat perhubungan dan persaudaraan umat Islam yang bermazhab, sehingga umat Islam menjadi sebagai tugu yang satu, sebab umat Muhammad tidak akan bersatu dalam kesesatan.
  • Memohon pemohon untuk tetap diramaikannya tempat-tempat bersejarah yang terkenal. Karena tempat-tempat tersebut diwakafkan untuk masjid seperti tempat kelahiran Siti Fatimah dan bangunan Kaezuran dan bangunan lainnya berdasarkan firman Allah: "Hanyalah yang meramaikan masjid Allah orang-orang yang beriman kepada Allah" dan orang-orang yang menghalang-halangi (orang lain) untuk menyebut nama Allah dalam masjid-Nya dan berusaha untuk merobohkannya?" Disamping untuk mengambil ibarat dari tempat-tempat yang bersejarah tersebut.
  • Memohon agar disebarkan luaskan ke seluruh dunia setiap tahun sebelumnya jatuhnya musim Haji mengenai tarif atau ketentuan biaya yang harus disewakan oleh jamaah haji kepada Syekh muthowif dari mulai Jeddah sampai pulang kembali ke Jeddah lagi. Dengan demikian orang yang akan menunaikan ibadah haji dapat menyediakan perbekalan yang cukup buat pulang perginya dan agar mereka tidak diminta lagi dari ketentuan pemerintah.
  • Memohon agar semua hukum yang berlaku di negeri Hijaz ditulis dengan undang-undang agar tidak terjadi pelanggaran terhadap undang-undang tersebut.
  • Jam'iyyah Nahdlatul Ulama memohon balasan surat dari yang mulia yang menjelaskan bahwa kedua orang delegasinya benar-benar sudah menyampaikan surat mandat dan permohonan-permohonan NU kepada yang mulia dan hendaknya surat balasan tersebut diserahkan kepada dua delegasi tersebut.
  • Perkenan atasnya, kiranya yang mulia menerima terima kasih kami dan penghargaan, penghormatan serta tulus ikhlas kami yang setinggi-tingginya.
`Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Khatib Awal (Sekretaris Utama) :Abdul Wahab Hasbullah
Mustasyar (Penasehat) : A. Ghanim al-Amir